Jumat, 26 Juni 2015

Ketidakpastian Masa Depan Terumbu Karang

(Sumber : NOAA)

Ekosistem terumbu karang menghadapi permasalahan yang krusial sebagai dampak dari perubahan iklim global.  Ekosistem terumbu karang dan biotanya cenderung bergerak menjauh dari equator menuju ke wilayah sub tropis yang cenderung lebih dingin. Hal ini tidak terlepas dari kejadian naiknya suhu perairan yang menyebabkan kejadian pemutihan karang dan pengasaman air laut.

Seorang peneliti yang berasal Universitas Washington, Curtis Deutsch mengungkapkan bahwa perairan yang hangat membuat metabolisme biota laut menjadi meningkat dan secara otomatis membutuhkan oksigen yang lebih banyak. Akan tetapi kadar oksigen di perairan yang hangat cenderung lebih rendah. Hasilnya biota laut berpotensi akan kelaparan akan oksigen. Dengan prediksi suhu perairan akan terus meningkat maka pada akhirnya akan mengganggu metabolisme dan keberadaan ekosistem dan biotanya.

Jika kadar oksigen terus menurun dan melewati batas minimal yang dibutuhkan oleh biota, maka biota tersebut akan pergi meninggalkan habitat aslinya menuju habitat yang lebih cocok. Dalam hal ini bergerak ke lintang yang lebih tinggi dan perairan yang lebih dalam untuk menghindari perairan yang panas. 

Perpindahan beberapa biota menuju ke lintang tinggi dan kutub telah terjadi di Perairan Atlantik, dimana ikan Kod dan beberapa spesies telah diidentifikasi berpindah habitat. Perpindahan tersebut tidak diragukan lagi, dan telah terjadi dimana 50 - 70% ekosistem laut di dunia telah berubah keanekaragaman hayatinya seiring dengan kenaikan suhu perairan. Pertanyaan berikutnya adalah: perubahan seperti apa dan habitat apa nantinya yang mampu melindungi biota-biota di bawah air.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Pau Muir dari Museu tropis Queensland Australia terhadap 104 jensi karang "staghorn" yang bertujuan untuk memprediksi masa depan. Saat ini karang berada dalam kondisi yang terjepit. Ketika biota karang melakukan migrasi habitat menjauh dari equator untuk menghindari suhu yang sangat panas, tetapi mereka  tetep tergantung hidupnya pada habitat dangkat karena sangat tergantung sinar matahari. 

Pergerakan ekosistem terumbu karang pada setiap satu derajat lintang menuju daerah subtropis akan diikuti oleh kenaikan jarak 0.6 meter terhadap permukaan air laut, akan tetapi kenaikan permukaan air laut akan berhenti pada suatu titik dimana salinitas, gelombang dan kekurangan cahaya akan sangat menghambat kelangsungan hidup biota karang.

Penelitian-penelitian tersebut akan menunjukkan kepada kita bahwa perubahan iklim global akan merubah habitat dan ekosistem laut.

Tidak ada komentar: