Sabtu, 21 Mei 2011

Manusia Penyebab Paus dan Lumba terdampar??



guardian.co.uk, Friday 20 May 2011 13.43 BST


Banyak terori menyatakan kenapa paus terdampar dengan sendirinya di pantai?
Semua cetacean (Paus dan Lumba-lumba) Paus Pilot merupakan spesies yang biasa terdampar dengan sendirinya. Bahkan, nama paus pilot sendiri berasal dari kecenderung mereka yang selalu speerti 'pemimpin di depan". Hal ini mungkin menjadi salah satu alasan dari tingkah laku aneh 100 Paus Pilot yang pada saat ini sedang berputar-putar di South Uist Loch Carnan.

Sekor paus yang sedang sakit akan selalu menuju pantai (hal ini mungkin mereka tidak mampu lagi bertahan di air). Paus sangat loyal khususny terhadap kelompok sosialnya dan juga sangat loyal terhadap grupnya sehingga kemungkinan mereka akan mengikuti kawanannya sedang sakit dan terdampar di pantai. Tingkah laku ini telah disurvey terhadap paus yang mirip paus pilot yaitu paus sperm (sperm whales), meskipun mereka diketahui sebagai predator terbesar, mereka juga dapat terdampar dengan sendirinya di pantai, dan kadang bisa terdampar dalam jumlah yang besar.

Penjelasan lainnya terhadap tingkah laku aneh ini adalah cuaca yang buruk. Semenjak Museum Naturan History memulai mencatat paus terdampar di sekitar pantai Inggris tahun 1913, beberapa diantaranya telah tertarik pada saat kondisi badai dan kemudia beberapa paus terdampar. Terdapat beberapa tempat di dunia yang menjadi "Hot Spot" paus pilot terdampar, seperti: Pantai Barat skotlandia, dan seperti kejadi saat ini di Selandia Baru dan Cape Cod (Panati utara di USA).

Salah satu teori menyatakan bahwa Paus merupakan hewan migrasi seperti halnya burung, menggunakan garis elektro magnet di permukaan bumi sebagai navigasi. Mereka mungkin tertipu oleh anomali lokal pada medan mereka tersebut. Sebagai contoh "Wellfleet" di Cape cod sebuah lokasi terdamparnya paus terdampar merupakan sebuah keistemewaan geologi, yang mungkin melintasi jalur elektromagnetik yang lama.

Penjelasan lain terkait terdamparnya Paus secara massal adalah aktivitas seismic bumi yang dapat berubah menjadi awal terjadinya gempa bumi. 48 jam sebelum gempa yang terjadi di Christchurch Selandia Baru pada Februari yang lalu, lebih dari 100 ekor Paus Pilot mati di Pulau Stewart Sebelah selatan Selandia Baru Selatan telah terdampar 2 hari sebelum kejadian gempa. Tidak lama 1 minggu kemudian pada 4 maret 2011 50 Paus Kepala Melon terdampar di Timur Pantai Kashima Jepang sebelum bencana gempa bumi dasyat di Jepang.

Tetapi teori yang lebih kontroversial adalah salah satunya investigasi terbaru muncul adalah faktor anthropogenic atau "noise" yang dihasilkan oleh aktivitas manusia menjadi penyebab. Bagi Paus Indera pendengaran merupakan indera yang sangat untuk "membaca" lingkungan di bawah air. Mereka berkomunikasi, navigasi dan memburu dengan menggunakan suara. Penggunaan modern dari sonar militer yang melepaskan suara keras ke perairan tanpa didahului "alert" telah ungkapkan sebagai penyebab dari Paus-Paus yang menyelam dalam seperti Paus Pilot dan Paus Beaked berenang ke permukaan dengan cepat. Hal ini terjadi karena efek panic dan terkejut. Survey seismic untuk eksplorasi minyak khususnya di perairan Utara Skotlandia mungkin mempunyai efek yang sama.

Dampaknya, hewan tersebut mengalami syndrom seperti halnya para penyelam yang terlalu cepat naik ke permukaan dari kedalaman. penyakit dekompresi atau "Bend". Penyeledikan terhadap Paus Pilot mengungkapkan bahwa mereka menderita pecah pembuluh darah.

Hal penting pada kejadian - kejadian menyedihkan yang tidak biasa tersebut akan di analisis oleh Zoologycal Society of London. Penemuan-penemun tersebut, bersama dengan yang telah dikerjakan oleh Museum natural History yang didedikasikan untuk Program Investigasi Cetacean terdampar, akan membantu kita memahami bagaimana binatang yang indah ini bisa melakukan "bunuh diri masal" merupakan tidakan yang tragis dan memilukan.

Philip Hoare, pemilik Leviathan or, The Whale

Diterjemahkan dari
http://www.guardian.co.uk/environment/2011/may/20/humans-to-blame-whale-strandings

Tidak ada komentar: