Sabtu, 19 September 2009

A Humback Whale Standed in Pasanggran Beach Tasikmalaya


People of Cipatujah District pasanggrahan, Tasikmalaya in West Java was startled by a stranded giant whale(14/09). Reported on the blog "taselamedia".


Mammals are 11.75 meters long by 4 meters in diameter of belly was estimated weighed 4 tons and the estimated stranded at 03.00 AM in the morning. From the observation characteristics are humpback whale whale (Megaptera novaeangliae)


According to the district head Najmudin Cipatujah SIP Azis said the company has coordinated with related agencies including the Office of Marine and Fisheries and Tourism Department of Tasikmalaya to decide whether the mammal will be consumed or buried.
Based on the results of the study while the pope is usually consume, but only found stranded on the side waiting for this Cipatujah investigation teams from the district veterinarian. "When based on the results of research team of doctors, this fish for the consumption allowed, communities are allowed to take the meat," Azis said.


Giant whales became public spectacle that comes not only from Cipatujah its self, but from CIKALONG, Bantarkalong, KARANGNUNGGAL even from Tasikmalaya town. Not enough to see it, this whale became seizure of all people. With simple tools like machetes and knives, they chop up and cut it up into pieces
Prior allowed him to pieces, the Muspika also briefly held a small meeting. Attended by the health center and Head of Animal Husbandry, Fisheries, and Marine Tasikmalaya Regency, Ir Maman Dali SP. It said the meeting's purpose, to make sure conditions are safe to eat fish residents. The meeting also decided that the fish is safe. As commanded it, people went straight to snatch pieces.


It took long enough to make it really was left out. 12 hours. Asep (40) Sarakan villagers Village / Sub Taselamedia Cipatujah to confess, go fight the fish meat. "Delicious. Delicious unusual because many contain oil. It feels like beef or chicken broilers. not putrid taste at all, "she said. For the handyman like him, really windfall. You see, countless rarely get the special menu. And to make it special, Asep using jerky seasonings such as garlic, onion, coriander, galangal, palm sugar and salt. He believes, "Dendeng Pope" it could stand for the menu next Lebaran Idul Fitri.


a stranded whales in the waters Tasela yesterday, may be a rare phenomenon. By the pope is the pope called the dragon. Public knowledge about whales and dolphins are still lacking. The simplest thing is the assumption that the whales or dolphins are classified as mammals, are still often equated with the fish. Another important thing is how the key actions / events handling these giant mammals terdamparnya.


Putu Liza, a marine mammal researchers say that whales and dolphins (order Cetacean) across the sea (and also the river) with sonar navigation. "If there is interference with their sonar, they can stray. Earthquakes can also make noise sonar, like what happened in Tasmania Australia in early January of this year "he said as reported in these blogs.


He added that many beached whales recorded around the time the sun spots (sun spots) are many. "Usually about 11 years time" he said. There is also a tendency when there is a natural disturbance (sun spots or earthquake), will cause the number of whales that stranded many / groups. "The possibility of stranded whales in Tasikmalaya is possible because of illness, or other navigation problems" says the researcher who is completing research on dolphin dolphins in Australia.

Source: taselamedia

PAUS HUMBAC TERDAMPAR DI TASIKMALAYA

Masyarakat pesisir pantai Pasanggrahan Kecamatan Cipatujah, Tasikmalaya Jawa Barat dikejutkan dengan terdamparnya seekor paus raksasa (14/09). Demikian dilaporkan di blog “taselamedia”.


Mamalia yang memiliki panjang 11,75 meter dengan perut berdiameter 4 meter ini diperkirakan berbobot 4 ton dan perkiraan terdampar pada pukul 03.00 WIB dini hari. Dari pengamatan ciri-ciri paus ini adalah humpback whale (Megaptera novaeangliae)


Menurut camat Cipatujah Najmudin Azis SIP, pihaknya sudah berkoordinasi dengan dinas terkait diantaranya Dinas Kelautan dan Perikanan serta Dinas Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya untuk memutuskan apakah mamalia tersebut akan dikonsumsi atau di kuburkan.
Berdasarkan hasil penelitian sementara paus tersebut biasa dikonsumsi, hanya saja untuk yang ditemukan terdampar di Cipatujah ini pihaknya menunggu hasil pemeriksaan tim dokter hewan dari kabupaten. “ Nanti kalau berdasarkan hasil penelitian tim dokter , ikan ini layakl untuk di konsumsi, masyarakat sekitar diperbolehkan untuk mengambil dagingnya”, ujar Azis.


Paus raksasa tersebut menjadi tontonan masyarakat yang datang bukan hanya dari Cipatujah saja, melainkan dari Cikalong, Bantarkalong, Karangnunggal bahkan dari kota Tasikmalaya. Tak cukup melihatnya, paus ini justru menjadi rebutan semua orang. Dengan peralatan sederhana seperti golok dan pisau, mereka mencincang dan memotong-motongnya berkeping-keping
Sebelum diperbolehkan mencincangnya, pihak Muspika juga sempat menggelar rapat kecil. Dihadiri oleh pihak Puskesmas dan Kadis Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kabupaten Tasikmalaya, Ir Maman Dali SP. Tujuan rapat itu katanya, untuk memastikan kondisi ikan tersebut aman dikonsumsi warga. Rapat pun memutuskan ikan tersebut aman. Seperti dikomando saja, warga pun langsung berebut mencincangnya.


Butuh waktu cukup lama untuk membuatnya benar-benar habis tak tersisa. 12 jam. Asep (40) warga kampung Sarakan Desa/Kecamatan Cipatujah kepada Taselamedia mengaku, ikut berebut daging ikan tersebut. “Enak. Lezatnya luar biasa karena banyak mengandung minyak. Rasanya mirip daging sapi atau ayam broiler. Sama sekali enggak bau kok,”katanya. Bagi bagi buruh serabutan seperti dirinya,benar-benar rezeki nomplok. Soalnya, terhitung jarang sekali mendapatkan menu istimewa tersebut. Dan untuk membuatnya jadi istimewa, Asep menggunakan bumbu dendeng seperti bawang putih, bawang merah, ketumbar, lengkuas, gula merah dan garam. Dia yakin, “Dendeng Paus”nya bisa tahan untuk menu Lebaran Idul Fitri mendatang.


Terdamparnya paus di perairan Tasela kemarin, boleh jadi sebuah fenomena langka. Oleh masyarakat paus ini disebut paus naga. Pengetahuan masyarakat tentang paus maupun lumba-lumba memang masih sangat kurang. Hal paling sederhana adalah anggapan bahwa paus atau lumba-lumba yang tergolong mamalia ini, masih sering disamakan dengan ikan. Hal penting lainnya yang utama ialah bagaimana tindakan/penanganan kejadian terdamparnya mamalia raksasa ini.


Putu Liza, seorang peneliti mamalia laut ini menyebutkan bahwa paus dan lumba-lumba (ordo Cetacean) mengarungi lautan (dan sungai2 juga) dengan navigasi sonar. “Jika ada gangguan terhadap sonar mereka, mereka bisa nyasar. Gempa bumi bisa juga membuat gangguan sonar, seperti yang terjadi di Tasmania Australia awal Januari tahun ini” katanya seperti dilaporkan dalam blog tersebut.


Ia menambahkan bahwa banyak paus yang tercatat terdampar di sekitar saat bintik matahari (sun spots) sedang banyak. “Biasanya sekitar 11 tahunan sekali” katanya. Ada pula kecenderungan bila terjadi gangguan alami (sun spot atau gempa), akan menyebabkan jumlah paus yang terdampar banyak/kelompok .” Kemungkinan paus yang terdampar di Tasikmalaya ini mungkin karena sakit, atau gangguan navigasi lainnya” kata peneliti yang sedang menyelesaikan penelitian tentang lumba-lumba di Australia ini.

Sumber dan foto : http://taselamedia.wordpress.com

Tidak ada komentar: