May 14, 2011
(Bali, Indonesia / Arlington, Virginia, U.S.)
Terumbu Karang Indonesia Sedang Pulih, tetapi masih membutuhkan perlindungan.
Sebuah survei laut yanh telah dilakukan selama dua minggu oleh para ilmuwan dengan Conservation International (CI)Indonesia, bersama dengan mitra lokal, telah menemukan delapan potensi spesies ikan baru di perairan sekitar pulau Bali.
Survei ini bagian dari Program Rapid Assessment Program (RAP) yang panjang 20-tahun panjang dari CI's, Survey ini dilakukan atas permintaan pemerintah provinsi Bali dan Departemen Perikanan dan Kelautan untuk menilai kesehatan terumbu dan memberikan rekomendasi manajemen untuk 25 daerah yang diusulkan untuk dikembangkan menjadi jejaring kawasan perlindungan laut (MPA) di Bali, yang akan dirancang secara "ecologically-connected and resilient".
Di antara spesies potensial baru telah didokumentasikan dua jenis cardinalfish, dua varietas dottybacks, satu "garden eel", "sand perch", "fang blenny", spesies baru "goby" dan karang "Euphyllia" yang sebelumnya tidak diketahui. Studi lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengkonfirmasi taksonomi masing-masing spesies.
survey RAP ini, sama seperti survey sebelum-sebelumnya dilakukan CI bersama dengan mitra untuk pemerintah Bali pada bulan November 2008, terdokumentasi 953 spesies ikan karang dan 397 jenis karang di perairan Bali.
"Kami melakukan survei ini di 33 lokasi di seluruh Bali, hampir , dan terkesan oleh banyak dari apa yang kita lihat" kata Dr Mark Erdmann, penasehat senior untuk program kelautan CI Indonesia ". Ada begitu banyak variasi dari berbagai habitat yang luar biasa , dan yang mengejutkan tingginya tingkat keragaman dan terumbu karang yang tampaknya sedang berada dalam tahap pemulihan dari pemutihan, penangkapan ikan yang merusak dan ledakan COT /bintang laut berduri pada tahun 1990 an".
Direktur Eksekutif CI-Indonesia Ketut Sarjana Putra menambahkan, "Dibandingkan dengan dua belas tahun yang lalu, kami mengamati peningkatan terumbu karang yang sehat di daerah survei, menunjukkan fase pemulihan. Itulah sebabnya membutuhkan perlindungan dan Pengelolaaan yang serius, untuk menyelesaikan revitalisasi. "
Survei menemukan terumbu karang pulih dengan baik, dengan perbandingan karang hidup dan karang mati adalah 7 banding 1, tim survei RAP mengamati bahwa ikan karang komoditi penting mulai sangat habis. Lebih dari 350 menyelam, tim hanya mengamati total 3 hiu karang dan 3 napoleon - Hal tersebut kontras dengan terumbu yang sehat di mana seorang penyelam dapat menemukan preadtor tersbut dalam jumlah besar di setiap penyelamanannya. Tim juga menemukan sampah plastik di mana-mana dan mencatat penangkapan ikan oleh nelayan di daerah "Larang ambil" di wilayah Taman Nasional Bali Barat.
"Survei RAP menyoroti betapa pentingnya Kawasan Konservasi Laut untuk meningkatkan manfaat ekonomi dari wisata bahari dan juga memberikan ketahanan pangan dan menjamin keberlanjutan perikanan rakyat dalam skala kecil," kata Erdmann.
Diantara rekomendasi yang dibuat oleh tim CI adalah prioritas yang area yang membutuhkan perlindungan segera, kebutuhan untuk perencanaan tata ruang untuk mengurangi konflik antara wisata bahari dan wilayah penangkapan ikan yang berkelanjutan, dibutuhkannya berkomitmen untuk penegakan hukum dan dana publik untuk mengelola DPL dan perlunya langkah-langkah yang ketat untuk mengelola polusi dari sampah plastik, limbah dan buangan sisa pertanian.
mitra CI dalam survei RAP Laut terdiri atas Pemerintah Bali dari Dinas Kelautan dan Perikanan bali , serta Kantor Riset Kelautan dan Universitas Warmadewa.http://www.blogger.com/img/blank.gif
Pendanaan untuk survei ilmiah diberikan oleh USAID Indonesia sebagai bagian dari Coral Triangle Support Partnership (CTSP). The Coral Triangle Support Partnership-Indonesia (CTSP-I) adalah Kolaborasi proyek lima tahun untuk mendukung perlindungan laut dan habitat untuk kepentinganmasayarakat dan mata pencaharian masyarakat yang berkelanjutan di Wilayah segitiga Karang di Indonesia, yang merupakan pusat keanekaragaman hayati laut dunia - dengan ekosistem laut yang paling beranekaragam di dunia, dan lebih dari 500 spesies karang, setidaknya 3.000 spesies ikan dan hutan mangrove terbesar yang tersisa di Bumi.
Diterjemahkan dari:
http://www.conservation.org/newsroom/pressreleases/Pages/New_Marine_Species_Bali.aspx
Senin, 16 Mei 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar